Pages

Selasa, 12 Februari 2019

#Noviandriyani - Pengalaman Kerja Part I


PENGALAMAN KERJA PART I
( PUSKESMAS TUGU JAYA )
By : Novi Andriyani
Helo guys, bagi yang baru gabung ku ucapkan welcome to my blog. By the way, kali ini aku bakalan share tetang pengalaman kerja ku, biar nggak kepanjangan jadi bakal aku buat jadi Part I, Part II dan Part III. Ok lets read it...
  Oiya, Perlu kalian ketahui aku bukan lah tipe orang yang ambisius. Please Hapus pikiran itu dari otak kalian.“Terus aku tipe yang gimana dong?” Jadi aku tipe orang yang let the flow, alias mengalir aja. Nggak terlalu mengejar, kalo rezeki inshaAllah nggak bakal kemana. Oke ayok kita mulai ceritanya ...

Who I am ? I’m Nurse.

Tahu perawat? kalian tahu yang di Rumah Sakit sering di panggil suster? nah itu lah profesi ku. Jadi jenjang kuliah perawat itu ada Diploma Tiga (DIII), Strata Satu (S1) + Profesi (S1 + Ners), Strata Dua (S2), Strata Dua + Spesialis dan Profesor. Aku kuliah ambil Diploma Tiga alias D3. Kuliah nya cuma tiga tahun. Bedanya S1 dan D3 masih sama kayak jurusan kuliah umum biasanya yaitu kalo kalian ngambil kuliah D3 pasti kuliahnya bakalan banyak pratikkum ketimbang teori. Setelah melalui perjuangan berat selama tiga tahun, akhirnya aku lulus kuliah. Nah problem awal nya adalah setelah lulus kuliah ini aku mau ngapain lagi? mau nikah? ato mau kerja? *kerja? eitss tidak semudah itu ferguso...

Setelah lulus kuliah keperawatan jangan harap kamu bisa langsung ngelamar pekerjaan, karna kamu harus mengikuti UKOM (Uji Kompetensi Keperawatan) biar bisa dapet STR (Surat Tanda Registrasi). Ukom Semacam uji kelayakan perawat buat terjun ke lapangan kerja. karena Sistem Ukom  ini ujian artinya ada yang “Lulus dan tidak lulus" jadi jangan heran kalo di Tahap Ukom banyak mahasiswa perawat yang gugur. tapi jangan sedih karna bagi yang gugur masih bisa ikut ujian ukom lagi dimusim berikutnya karena biasanya ukom di lakukan 1 tahun sekali dan kabar baiknya siapa pun yang gugur masih di beri kesempatan untuk ikut ujian lagi. Jadi jangan heran kalo ada yang ikut Ukom lebih dari 5 kali atau bahkan lebih tapi tetep nggak lulus-lulus *kalo si perawat nggak lulus ukom artinya dia nggak bakal bisa kerja / melamar pekerjaan. Alhamdulillah nya aku lulus dalam sekali Uji Kompetensi. Perjuangan nggak cuma sebatas itu aja, karna meskipun kamu lulus Ukom, kamu harus tetap menunggu STR (Surat Tanda Registrasi) keluar baru bisa di katakan sah menjadi lulusan perawat. STR bisa keluar paling cepat sekitar enam bulan - satu tahun setelah kamu dinyatakan lulus Ukom. kenapa lama? karna yang mengurus STR adalah Dinas Kesehatan Provinsi bekerja sama dengan Dinkes Pusat, jadi bakalan makan waktu yang cukup lama. Namun selagi menunggu kita di kasih Serkom (semacam surat tanda lulus ukom sementara). Jadi udah bisa di bayangkan dong meski kamu lulus Ukom tapi tetep nggak bisa ngelamar kerja karna nunggu STR. Inti nya dalam masa itu artinya kamu nggak bisa kerja.

Setelah ngerti alur hidup perawat kalo mo kerja harus begitu, maka aku membuat keputusan sambil menunggu si STR keluar aku mau lanjut kuliah S1, tapi mau istirahat dulu di kampung halaman. Dua bulan di rumah cuma leha-leha manja yang nyebabin orang tua uring-uringan akhirnya aku di suruh kerja selagi menunggu Penerimaan Mahasiswa Baru. Berbekal Serkom *serkom ini bisa dipake tapi kita yang make cuma bisa jadi observer sebelum STR keluar. Akhirnya aku di terima kerja sebagai TKS (Tenaga Kerja Sukarela) di salah satu Pusat Kesehatan Masyrakat alias Puskesmas.

And this is the journey comes...

Puskesmas ini adalah Puskes Rawat Inap yang lumayan besar dan menjadi central pengobatan di kecamatan maupun lintas kecamatan, karna merupakan Puskesmas Rujukan. Aku udah tau Puskesmas ini dari SD, jaraknya dari rumah ku kalo naik motor sekitar 15 menit. Dulu pas SD pengen kerja di sini. Alhamdulilahnya kesampean...

Hari pertama aku ditempatkan di  Apotik, disana aku cuma duduk-duduk karna nggak tau mau nyapa gimana mau ngomong gimana. Buat gambaran kalian aja, kalo kerja di Puskes kebanyakan pegawai nya udah ibuk ibuk, dah pada nikah tapi beberapa yang single juga ada meski jumlahnya lebih sedikit.

Hari kedua aku pindah ke karcis alias tempat pendaftaran. Sebenernya di pendaftaran itu harusnya di isi oleh lulusan Rekam Medik, berhubung kekurangan SDM jadi pihak Puskesmas mengkerjakan satu orang lulusan SKM dan satu orang asistenya yang lulusan SMA buat jaga di bagian pendaftaran dan di bantu dengan pegawai baru jika ada, contohnya aku dan satu orang lagi yang ternyata dia masuk hari senin ( 2 hari sebelum ku ) namanya Dewi dan dia lulusan Bidan dengan tahun lulus yang sama dengan ku.

Hari ketujuh aku di pindahkan lagi, kali ini aku di pindah ke UGD (Unit Gawat Darurat) sekaligus menjadi anggota tetap UGD selama satu tahun sebelum akhirnya pindah kerja. Di UGD Puskesmas terdiri dari 14 orang anggota petugas kesehatan yang di dominasi Perawat, sistem kerja  terbagi menjadi tiga shif (pagi, siang, malam). Waktu berlalu sampe akhirnya STR ku sudah bisa di ambil dan di pergunakan. Nah di UGD inilah aku belajar memasang infus, mengambil darah, menyuntik, hecting, mengenal terapi obat dan lain sebagainya. Sebenarnya semua kegiatan perawatan itu sudah di ajarkan pas kuliah dulu tapi tetep bakal beda rasanya setelah kamu terjun langsung ke dunia kerja, dan jangan salah meskipun di Puskesmas, perlakuan terhadap pasien Puskes dan Rumah Sakit tetap sama, penerapan kode etik perawat pun tetap sama pula.

Selama kerja di Puskesmas aku mengenal banyak pegawai, baik yang masih TKS maupun PNS (ASN). Fyi, Sebagai Tenaga Kerja Sukarela (TKS) kami cuma di gaji oleh uang kasihan. Maksudnya kami memang tidak mendapat honor resmi dari pemerintah, namun pihak puskesmas selalu membagikan jatah bila ada. Kami sebagai TKS juga nggak boleh menuntut gaji, karna memang tidak ada anggaran gaji untuk pegawai TKS. Nah di situlah mirisnya profesi kesehatan ini, pekerjaan yang paling beresiko tinggi tapi tak dihargai bahkan dalam bentuk materi pun kami tak berhak untuk meminta.

Akhirnya tiba bulan pendaftaran mahasiswa baru di salah satu Sekolah Tinggi Kesehatan yang ku minati. Aku  mulai  menggumpulkan berkas-berkas kuliah hingga rincian biaya kuliah pun sudah masak untuk di eksekusi. Di sela-sela pemberkasan itu salah satu teman di Puskesmas menggajak untuk melamar pekerjaan yang kebetulan sedang membuka lowongan kerja bagi perawat, atas dasar iseng dan kasian kalo liat dia mondar mandir sendiri akhirnya aku ikutan melamar di rumah sakit itu. Sekitar lebih kurang 4 bulan kemudian, melalui rangkaian seleksi panjang ternyata aku lulus dan di terima menjadi pegawai di rumah sakit itu tapi malangnya teman Puskesmas ku tak lulus seleksi. Dengan lapang dada dia melepas ku dan mengatakan sebaiknya aku menerima tawaran itu.

Aku jelas bimbang karna ini sama sekali bukan rangkaian dari rancangan hidup ku, setelah lulus kuliah aku ingin istirahat selama setahun sembari mengisi waktu luang, jadi anak bawang kerja di puskesmas sebelum akhirnya melanjutkan kuliah, setelah itu baru  mencari pekerjaan. Tapi yang terjadi malah tahun yang seharusnya ku gunakan untuk melanjutkan kuliah malah menjadi tahun di terimanya aku bekerja di salah satu Rumah Sakit yang tentunya lebih menjajikan dalam hal apapun. Galau, bingung, bimbang jadi satu. Akhirnya satu keputusan bulat ku ambil, yaitu aku menerima pekerjaan itu dan hijrah ke ibu kota untuk mengejar karir. *Tentang kuliah? Bisa di pikirkan nanti, hingga ku sadar niat lanjut kuliah ku hanya tinggal wacana belaka....

Jadi masa kerja ku selama di puskesmas hanya satu tahun (Desember 2016 – Januari 2018). Begitu banyak kenangan di sana, seluruh pegawainya ramah dan memiliki rasa kekeluargaan yang hangat. Benar-benar bersyukur bisa mengenal dan bekerja di puskesmas, aku sangat berterimakasih banyak atas ilmu yang meraka berikan yang tak-kan tergantikan oleh apapun. Adapun kabar bahagianya adalah sebulan setelah kepindahan ku, Puskesmas tersebut resmi menjadi Rumah Sakit Pratama. Perlu kalian ketahui bahwa saat aku kerja di sana proses pembanggunan RS Pratama juga sudah bejalan hingga 95%. Sebelum pindah aku juga sempat membantu menyiapkan Rumah Sakit ini dari mulai menyusun bed perawatan, menempel sign ruangan dan lain sebagainya jadi ketika pindah ada rasa tidak rela, tapi apa mau dikata. Bukankah hidup adalah pilihan?
 
 
 
 

0 komentar:

Posting Komentar