REVIEW
NOVEL "BERTEMAN DENGAN KEMATIAN"
By. Novi Andriyani
By. Novi Andriyani
Jadi sekarang aku mau curcol*inget curcol bukan me-review itu cuma judul nya aja yang sok-sok'an clickbait hahaha. Jadi yang mau aku ceritain adalah salah satu novel yang sangat menginspirasi dan kental banget sama motivasi, karna katanya ini adalah kisah nyata penulisnya sendiri. Sesuai judul novelnya “Berteman Dengan Kematian” nah ngerikan? dari judulnya aja udah kebayang betapa tragis kisah si penulis ini.
Judul buku : Berteman dengan Kematian,
Pengarang : Sinta Ridwan
Penerbit : Penerbit Ombak
Tahun terbit : 2011
goog_2144626098Tebal buku (jumlah halaman) : 364 halaman
Novel ini temanya mirip sama novel
yang sempet booming yang judulnya “Surat Kecil Untuk Tuhan”. Meskipun temanya
sama aja tentang menghadapi kematian, tapi bedanya isi novel ini kayak berupa biografi si penulis itu sendiri, lebih rincinya sih tentang kehidupan dan perjuangannya menikmati hidup saat dia divonis mati oleh dokter. Kalo ini cuma fiksi belaka sih keren
banget tapi masalahnya ini kisah nyata jadi tragis banget.
Namanya Sinta Ridwan, dia ni keren banget meski tumbuh dari keluarga yang broken home, Sinta adalah sosok yang pinter, pekerja keras, unik dan pastinya sangat kreatif. Sinta ridwan adalah seorang mahasiswa jurusan sastra. Seorang penggila sastra dan juga seorang mahasiswa program pascasarjana jurusan Filologi di Universitas Padjadjaran Bandung *dari sini kita udah bisa nebak betapa uniknya sinta ini, coba sebutkan berapa persen anak muda yang mau kuliah jurusan Filologi? pasti cuma segelintir gaesss, bisa di itung pake jari doang. Yang lebih kece lagi dari sinta ridwan adalah dia membiayai kuliahnya sendiri, panutan banget dah...
Namanya Sinta Ridwan, dia ni keren banget meski tumbuh dari keluarga yang broken home, Sinta adalah sosok yang pinter, pekerja keras, unik dan pastinya sangat kreatif. Sinta ridwan adalah seorang mahasiswa jurusan sastra. Seorang penggila sastra dan juga seorang mahasiswa program pascasarjana jurusan Filologi di Universitas Padjadjaran Bandung *dari sini kita udah bisa nebak betapa uniknya sinta ini, coba sebutkan berapa persen anak muda yang mau kuliah jurusan Filologi? pasti cuma segelintir gaesss, bisa di itung pake jari doang. Yang lebih kece lagi dari sinta ridwan adalah dia membiayai kuliahnya sendiri, panutan banget dah...
Tapi bener kata orang tiada orang yang sempurna di dunia ini, sama kayak Sinta. Dia mengidap penyakit yang
masih tergolong langka dan mematikan yaitu tipe penyakit autoimun atau yang
lebih dikenal dengan penyakit seribu wajah “LUPUS”. Lupus adalah Penyakit yang sering dilambangkan
dengan kupu-kupu. *fyi selena gomez juga menderita lupus, bahkan selena udah melakukan transplantasi ginjal. Ini salah satu bukti bahwa lupus adalah penyakit yang mematikan apalagi dengan fakta hingga saat ini belum ditemukan obatnya, tim medis hanya dapat menanggulangi gejalanya saja.
Sinta Ridwan. Selain mencari nafkah untuk kebutuhan pokok, biaya
kuliah, biaya sekolah adiknya, dia juga membiayai pengobatan
penyakitnya yang sama sekali nggak murah. Sampe akhirnya Sinta ketemu sama dokter amay yang begitu care sama dia.
Sampe ending novel ini aku sampe
speechles sama perjuangan hidupnya, sakit bukan kepalang, pingsan berkali-kali,
nggerasain sakit yang sangat menyiksa, terlebih lagi beliau berjuang sendirian dengan latar
belakang keluarga yang broken home. Yang bisa ku lakukan cuma berdoa semoga mbak sinta diberi ketabahan dan kesembuhan atas
penyakitnya. The best motivator banget, kalo di bandingin sama hidupku yang
lurus-lurus aja tapi masih sering ngeluh rasanya malu. Malu kalo disandingin sama kisahnya. Malu sama perjuangannya yang tanpa kenal lelah. Tuhan tau kalo sinta adalah orang yang kuat. Belive it, pasti beliau udah nyiapin
sesuatu yang besar buat sinta, suatu hadiah yang nggak ternilai oleh kita,
sesuatu yang emang udah di siapkan sebagai reward kehidupan.
Selalu bahagia ya sinta, novelnya menginspirasi sekali dan sangat berguna sebagai self reminder. Terima kasih Sinta Ridwan.
1 komentar:
reviewnya sangat bagus sekali kak
Apa itu kuota edukasi
Posting Komentar