Pages

Senin, 27 Agustus 2018

Kusala Sastra Khatulistiwa Terbaik


PEMENANG KUSALA SASTRA TERBAIK
By : Novi Andriyani
Kusala Sastra Khatulistiwa (KSK) adalah sebuah ajang penghargaan bagi dunia kesusastraan Indonesia yang didirikan oleh Richard Oh dan Takeshi Ichiki dan mulai dilaksanakan sejak tahun 2001. Dalam ajang penghargaan KSK, 10 karya terbaik biasanya dibagi ke dalam beberapa kategori, seperti fiksi, puisi, prosa, dan lain-lain. Pada awalnya, Kusala Sastra Khatulistiwa bernama Khatulistiwa Literary Award. Namun, pada tahun 2014 nama tersebut berganti menjadi Kusala Sastra Khatilistiwa. Nah, mengenai cara penghitungan pemenang penghargaan KSK ini, seleksi dilakukan secara ketat oleh para juri untuk buku-buku puisi dan prosa terbit dalam kurun waktu 12 bulan terakhir. Dari sekian banyak pemenang Kusala Sastra, berikut adalah list yang memang menurut ku terbaik, emang layak juara dan di baca minimal sekali seumur hidup hahaha...

RADEN MANDASIA SI PENCURI DAGING SAPI
by : Yusi Avianto Pareanom
Ranting Goodreads : 4.57
Raden Mandasia Si Pencuri Daging Sapi adalah judul novel karya sastrawan Yusi Avianto Pareanom yang diterbitkan pada bulan Maret 2016 oleh Banana Publishing. Buku setebal 448 halaman dengan nomor ISBN 978-979-1079-52-5 ini mengantarkan Yusi Avianto memenangi penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa tahun 2016 untuk kategori Prosa. Fyi, Raden Mandasia ini adalah buku Favorite ku dari sekian banyak buku yangg ku baca, Raden Mandasia adalah pujaan ku banget.kalian wajib baca!
BLURB :
SUNGU LEMBU menjalani hidup membawa dendam. Raden Mandasia menjalani hari-hari memikirkan penyelamatan Kerajaan Gilingwesi. Keduanya bertemu di rumah dadu Nyai Manggis di Kelapa. Sungu Lembu mengerti bahwa Raden Mandasia yang memiliki kegemaran ganjil mencuri daging sapi adalah pembuka jalan bagi rencananya. Maka, ia pun menyanggupi ketika Raden Mandasia mengajaknya menempuh perjalanan menuju Kerajaan Gerbang Agung.
Berdua, mereka tergulung dalam pengalaman-pengalaman mendebarkan: bertarung melawan lanun di lautan, ikut menyelamatkan pembawa wahyu, bertemu dengan juru masak menyebalkan dan hartawan dengan selera makan yang menakjubkan, singgah di desa penghasil kain celup yang melarang penyebutan warna, berlomba melawan maut di gurun, mengenakan kulit sida-sida, mencari cara menjumpai Putri Tabassum Sang Permata Gerbang Agung yang konon tak pernah berkaca—cermin-cermin di istananya bakal langsung pecah berkeping-keping karena tak sanggup menahan kecantikannya, dan akhirnya terlibat dalam perang besar yang menghadirkan hujan mayat belasan ribu dari langit.
Meminjam berbagai khazanah cerita dari masa-masa yang berlainan, Yusi Avianto Pareanom menyuguhkan dongeng kontemporer yang memantik tawa, tangis, dan maki makian Anda dalam waktu berdekatan—mungkin bersamaan.

ISINGA: ROMAN PAPUA
by : Dorothea Rosa Herliany
Ranting Goodreads : 3.65
ISINGA:Roman Papua, karya sastrawati Dorothea Rosa Herliany yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2015. Buku setebal 218 halaman dengan nomor ISBN 978-6020-312-62-0 ini mengantarkan Dorothea memenangi penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa dalam kategori Prosa pada tahun 2015. Buku ini merupakan novel berlatar Papua yang masih berbicara tentang ketertindasan perempuan. Wanita mengalami kesengsaraan akibat kepercayaan adat dalam rangka melestarikan dogma patriarki dan diskriminasi. Dorothea Rosa Herliany menghadirkan panggung imajinasi Papua lewat penerbitan Prosa ISINGA:Roman Papua (2015). Novel ini mengajak pembaca menjelajahi semesta Papua lewat tragedi percintaan yang dialami Meage dan Irewa dengan latar belakang konflik sosial-kultural, isu gender, dan aktivisme. Kisah percintaan sebagai siasat menampilkan uraian etnografis-sosiologis tanah Papua.
BLURB :
Selang beberapa hari, Malom datang. Ia minta Irewa pulang. Mama Kame dan Bapa Labobar tak bisa mencegah. Malom adalah suami yang sah. Orangtua Malom sudah membeli Irewa dengan sejumlah babi-babi sebagai mas kawin. Selain itu, Irewa juga seorang yonime, juru damai dua pihak yang bermusuhan. Irewa harus mau untuk kembali ke Hobone. Kembali ke kehidupan sehari-harinya yang berat. Mau atau tidak, ia harus menjalaninya. Tak ada pilihan. Kehamilan demi kehamilan, keguguran demi keguguran tidak mengurangi niat Malom untuk terus punya anak. Malom berpikir itu sudah menjadi tugasnya sebagai laki-laki. Tugas yang diminta masyarakat. Suami harus mengawini istri agar menghasilkan anak. Perempuan adalah makhluk yang mendatangkan kesuburan. Anak laki-laki berguna untuk menuntut pengakuan akan tanah dan simbol penerus keturunan. Makin banyak anak laki-laki, makin berharga dan bermartabat. Tanah luas dan keturunan banyak. Anak laki-laki juga berguna agar prajurit mati ada yang menggantikan. Anak perempuan bernilai ekonomi. Perempuan berguna untuk mendapatkan mas kawin dan harta adat (babi).

 DAWUK: KISAH KELABU DARI RUMBUK RANDU
by : Mahfud Ikhwan
Ranting Goodreads : 4.24
BLURB :
“Ini kisah yang sebenarnya belum lama terjadi. Sebuah kisah kelabu penuh darah. Hanya seumuran dua kali coblosan lurah; tidak berselang lama dari saat, untuk pertama kalinya di daerah sini, Golkar menang dari Petiga dengan mudah.”
Demikianlah Warto Kemplung mengawali kisahnya kepada siapa saja yang sudi mendengarnya di warung kopi: kisah asmara antara Mat Dawuk dan Inayatun, dua sejoli yang dipandang miring oleh masyarakat, berlatar kehidupan sosial sebuah desa Jawa yang berubah oleh tanaman komoditas dan kerja menjadi buruh migran, dibalut dengan humor, laga, dan dendang film India. Masalahnya, sejauh mana cerita Warto itu sungguh-sungguh terjadi; atau hanya bualan untuk menutupi masa lalunya sendiri?

PULANG
by Leila S. Chudori,
Ranting Goodreads :   4.18
Pulang adalah judul novel karya Leila S. Chudoriyang diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia pada tahun 2013. Buku setebal 552 halaman dengan ISBN 978-979-91-0515-8 ini mengantarkan Leila memenangi Penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa untuk kategori prosa pada tahun 2013. Pulang merupakan sebuah drama keluarga, persahabatan, cinta dan pengkhianatan berlatar belakang tiga peristiwa bersejarah: Indonesia 30 September 1965, Perancis Mei 1968, dan Indonesia Mei 1998.
BLURB :
Paris, Mei 1968. Ketika revolusi mahasiswa berkecamuk di Paris, Dimas Suryo seorang eksil politik Indonesia bertemu Vivienne Deveraux, seorang mahasiswa Prancis yang ikut demonstrasi melawan pemerintah Prancis. Pada saat yang sama, Dimas menerima kabar dari Jakarta: Hananto Prawiro, sahabatnya, ditangkap tentara dan dinyatakan tewas. Dimas merasa cemas dan gamang. Bersama puluhan wartawan dan seniman lain, dia tak bisa kembali ke Jakarta karena paspornya dicabut oleh pemerintah Indonesia. Sejak itu mereka mengelana tanpa status yang jelas dari Santiago ke Havana, ke Peking dan akhirnya mendarat di tanah Eropa untuk mendapatkan suaka dan menetap di sana.
Di tengah kesibukan mengelola Restoran Tanah Air di Paris bersama tiga kawannya: Nug, Tjai, dan Risjaf—mereka berempat disebut Empat Pilar Tanah Air—Dimas, terus-menerus dikejar rasa bersalah karena kawan-kawannya di Indonesia satu persatu tumbang, dikejar, ditembak, atau menghilang begitu saja dalam perburuan Peristiwa 30 September. Apalagi dia tak bisa melupakan Surti Anandari—isteri Hananto—yang bersama ketiga anaknya berbulan-bulan diinterogasi tentara

MARYAM
by : Okky Madasari
Ranting Goodreads :  3.57
Maryam adalah judul novel karya Okky Madasari yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama 2012. Buku ini mengantarkan Okky Madasari Penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa untuk kategori Fiksi pada tahun 2012.
BLURB :
Kami hanya ingin pulang. Ke rumah kami sendiri. Rumah yang kami beli dengan uang kami sendiri. Rumah yang berhasil kami miliki lagi dengan susah payah, setelah dulu pernah diusir dari kampung-kampung kami. Rumah itu masih ada di sana. Sebagian ada yang hancur. Bekas terbakar di mana-mana. Genteng dan tembok yang tak lagi utuh. Tapi tidak apa-apa. Kami mau menerimanya apa adanya. Kami akan memperbaiki sendiri, dengan uang dan tenaga kami sendiri. Kami hanya ingin bisa pulang dan segera tinggal di rumah kami sendiri. Hidup aman. Tak ada lagi yang menyerang. Biarlah yang dulu kami lupakan. Tak ada dendam pada orang-orang yang pernah mengusir dan menyakiti kami. Yang penting bagi kami, hari-hari ke depan kami bisa hidup aman dan tenteram.

BILANGAN FU
by : Ayu Utami
Ranting Goodreads :  3.84
Bilangan Fu adalah salah satu novel trilogi karya Ayu Utami, yang diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia pada tahun 2008. Pada tahun yang sama, berkat novel ini, penulisnya memenangi penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa. Novel ini bercerita tentang persahabatan yang melibatkan cinta segitiga dan petualangan dengan latar belakang Pegunungan Kapu di pantai Selatan Jawa. Tiga tokoh utama dalam novel ini adalah Sandi Yuda, Parang Jati, dan Marja Manjali. Buku-buku dalam Serial Bilangan Fu yang telah terbit adalah Manjali dan Cakrabirawa, Lalita dan Maya. Cerita Bilangan Fu menyangkut wacana spritual-keagamaan, kebatinan maupun mistik.
BLURB :
Yuda, "si iblis", seorang pemanjat tebing dan petaruh yang melecehkan nilai-nilai masyarakat. Parang Jati, "si malaikat", seorang pemuda berjari duabelas yang dibentuk oleh ayah angkatnya untuk menanggung duka dunia. Marja, "si manusia", seorang gadis bertubuh kuda feji dan berjiwa matahari.
Mereka terlibat dalam segitiga cinta yang lembut, di antara pengalaman-pengalaman keras yang berawal dari sebuah kejadian aneh-- orang mati yang bangkit dari kubur-- menuju penyelamatan perbukitan gamping di selatan Jawa.
Di antara semua itu, Bilangan Fu sayup-sayup menyingkapkan diri.Pengarang menamai nafas novelnya "spiritualisme kritis". Yaitu, yang mengangkat wacana spiritual-- keagamaan, kebatinan, maupun mistik-- ke dalam kerangka yang menghormatinya sekaligus bersikap kritis kepadanya, yang mengangkat wacana keberimanan, tanpa terjebak dalam dakwah hitam dan putih. Novel ini adalah manifesto Ayu Utami tentang sebuah sikap yang dianggap perlu diutamakan di zaman ini: sikap religius ataupun spiritual, yang kritis. 

KITAB OMONG KOSONG
by : Seno Gumira Ajidarma
Ranting Goodreads : 4.1
Kitab Omong Kosong adalah judul novel karya Seno Gumira Ajidarma yang diterbitkan oleh Bentang Pustaka pada tahun 2004. Buku setebal 444 halaman dengan ISBN 979-3062-19-3, ini mengantarkan Seno memenangi Penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa untuk kategori Prosa, tahun 2005.
BLURB :
"Tolong sampaikan agar cerita ini tidak usah dibaca karena membuang waktu, pikiran dan tenaga. Sungguh hanya suatu omong kosong belaka. Mohon maaf sekali lagi untuk permintaan tolong ini. Maaf, beribu-ribu mohon maaf." Cerita ini memang ditulis oleh Togog, yang merasa minder dan terasingkan dalam sebuah dunia yang sangat memuja Semar. Berkisah tentang malapetaka serbuan balatentara Sri Rama yang menyapu anak benua, dan menghadirkan pemandangan bencana. Inilah kisah Satya dan Maneka, rakyat yang menjadi korban, yang menjelajah dalam pencarian Walmiki penulis Ramayana, sembari berlayar di samudera cerita. Inilah saat kematian Sang Hanoman, wanara agung yang ditakdirkan berumur panjang, untuk menjaga kebudayaan. Kenapa Togog menganjurkan cerita ini tidak dibaca? Nah!   

0 komentar:

Posting Komentar