BAGAIMANA EREN YEAGER MEMPENGARUHI
KU
By : Novi Andriyani
Its
been a long time dari aku nggak posting tentang banyolan isi hati, mungkin
sekarang aku lagi di selimuti sendu makanya bikin postingan yang isinya ngalor
ngidul kayak gini. Please tolong di skip aja. Postingan ini aku tulis setelah marathon
nonton shingeki no kyoujin dan di saat akhir final season 4 chapter 2 entah
kenapa rasanya hati ku jadi campur aduk. Emosiku jadi meluap-luap, kesel,
kecewa, senang, sedih, haru dan sebagainya yang bikin nggak enak banget dan
entah kenapa terlintas pemikiran ini padahal nggak ada sangkut pautnya loh….
Jadi
dimulai dari konklusi ku kenapa Eren Yeager memutuskan untuk melancarkan
aksinya membasmi seluruh umat manusia kecuali tempat dimana ia tinggal dan dibesarkan. Sungguh jiwa patriot cinta negaranya sangat luar biasa tapi sayangnya dilakukan
dengan cara yang salah. Namun mau bilang salah juga gimana ya, karna kalo
realitanya kayak gitu memang nggak ada yang bener dan nggak ada yang salah. Di shingeki
no kyoujin tidak ada karakter baik dan jahat. Yang jahat bisa jadi baik dan
yang baik bisa jadi brengsek, termasuk Eren Yeager. Tapi balik lagi kalo keadaannya
kayak gitu tindakan yang dilakukan memang menggambarkan sebagaimana naluri
manusia bertindak. Bingung. Nah mengingat alasan kanapa Eren melakukan hal
tersebut karna ingin melindungi teman-taman seperjuangan yang dicintainya dan
ingin mereka hidup Panjang umur damai nan bahagia itulah yang membuat motivasi Eren
nekat membasmi seluruh ancaman yang ada. Tapi entah kenapa aku jadi inget
pekerjaanku sebagai perawat, entah kenapa aku jadi miris sendiri dan sedih
sendiri.
Seriously
aku juga bingung kenapa hal ini bisa terlintas begitu aja… kegigihan Eren dan
teman-temanya mengingatkanku dengan keadaanku dan teman-temanku yang rasanya
kayak ras Ymir. Keadaan di lapangan dunia kerja emang sekejam itu ternyata.
Aku
sangat salut dengan teman-temanku dan senior-senior maupun pensiunan perawat
yang ada, yang mereka lalui dari mulai lulus dari sekolah pendidikan dan masuk
dunia kerja sangatlah pahit. Fakta keadaan kami yang sangat kurang dihargai
sangatlah pedih dan berlangsung terus-menerus, turun temurun ke setiap generasi.
Ya mungkin kami adalah korban.
Masih
ingat dengan kondisi beberapa tahun silam saat pandemi membongkar seluruh
ketidakberadaban manusia? Kebusukan manusia terbongkar. Bagaimana bisa keadaan tersebut
dimanfaatkan sedemikian rupa ? penyelewengan dana kemanusiaan, keputusan-keputusan
pemerintah yang mengecewakan, respon masyarakat yang ingin maunya sendiri, egois
dan hanya bisa menyalahkan kami. Kami menolong tapi balasanya bahkan sangat
pedih. Kami tidak boleh mengeluh, tidak boleh beristirahat, tidak boleh sakit,
bahkan menilai kami tidak pantas untuk mendapat upah jasa yang sebenarnya tidak
seberapa dibanding taruhan nyawa kami. Tidak hanya itu, kami di tuduh melakukan
kospirasi, dituduh melakukan tindakan pilih kasih, dituduh melakukan pemalsuan
status pasien, dituduh ini dan itu dan yang paling menyakitkan adalah saat teman-teman
kami yang gugur demi mereka bahkan di tolak untuk dimakamkan karna takut
tertular wabah, mobil jenazah rekan kami bahkan di usir ditolak dengan dilempari
batu-batu… Bagaimana bisa manusia seperti itu ?
Mungkin
inilah yang dirasakan Eren Yeager kenapa dia bisa mendendam terhadap sesama manusia.
Keadaan
pandemi beberapa tahun silam memang sangat kelam mengungkap betapa manusia
sangat tidak bisa di maafkan, tetapi jauh sebelum pandemic terjadi keadaan kami
memang tidak pernah di hargai sebelumnya bahkan ucapan terimakasih amat sangat
langka kami terima karena menurut mereka itulah tugas kami. How sad.
Di
rumah sakit atau ditempat pemberi pelayanan kesehatan manapun kami adalah pion
utama, ya dengan sombong ku katakan kami adalah pion utama. Kami dapat
melakukan apapun bahkan di luar pekerjaan dan tugas pokokpun kami
dapat melakukakanya, tentu nggak bisa jabarin satu-persatu karna terlalu sedih
untuk dibanggakan. Kami bahkan korban dari beberapa teman yang katanya sejawat tapi menjadikan kami layaknya sasak kekesalanya dan menjadi kambing hitam untuk kesalahanya bahkan
mengerjakan apa yang seharusnya bukan tugas dan kehendak kami, tentu kami tidak
dapat berbuat lebih karena budaya ini memang telah tertanam dan turun menurun
di setiap gererasi apalagi dengan dukungan pihak atas yang sangat tak adil
mengatur roda ini.
Sebenernya
banyak ranah kelam yang ingin ku bahas, tapi manusia yang hidup saat ini sama
seperti yang ada di Shingeki no kyoujin hanya mementingkan diri sendiri dan
menyalahkan orang lain, terlalu berbahaya. Dunia ini terlalu berbahaya untuk kami.
Walau
Eren adalah karakter yang paling aku benci bahkan dari 10 tahun silam sejak penanyangan
perdananya tapi sungguh aku sangat terkejut bagaimana dalam perjalanan 10 tahun
ini Eren Yeager bisa mempenggaruhiku sedemikian rupa. Terimakasih Eren Yeager, How sorrow this
life. I know how you feel.
0 komentar:
Posting Komentar