Pages

Jumat, 15 Juli 2022

Eren Yeager dan Aku

BAGAIMANA EREN YEAGER MEMPENGARUHI KU

By : Novi Andriyani

    Its been a long time dari aku nggak posting tentang banyolan isi hati, mungkin sekarang aku lagi di selimuti sendu makanya bikin postingan yang isinya ngalor ngidul kayak gini. Please tolong di skip aja. Postingan ini aku tulis setelah marathon nonton shingeki no kyoujin dan di saat akhir final season 4 chapter 2 entah kenapa rasanya hati ku jadi campur aduk. Emosiku jadi meluap-luap, kesel, kecewa, senang, sedih, haru dan sebagainya yang bikin nggak enak banget dan entah kenapa terlintas pemikiran ini padahal nggak ada sangkut pautnya loh….

    Jadi dimulai dari konklusi ku kenapa Eren Yeager memutuskan untuk melancarkan aksinya membasmi seluruh umat manusia kecuali tempat dimana ia tinggal dan dibesarkan. Sungguh jiwa patriot cinta negaranya sangat luar biasa tapi sayangnya dilakukan dengan cara yang salah. Namun mau bilang salah juga gimana ya, karna kalo realitanya kayak gitu memang nggak ada yang bener dan nggak ada yang salah. Di shingeki no kyoujin tidak ada karakter baik dan jahat. Yang jahat bisa jadi baik dan yang baik bisa jadi brengsek, termasuk Eren Yeager. Tapi balik lagi kalo keadaannya kayak gitu tindakan yang dilakukan memang menggambarkan sebagaimana naluri manusia bertindak. Bingung. Nah mengingat alasan kanapa Eren melakukan hal tersebut karna ingin melindungi teman-taman seperjuangan yang dicintainya dan ingin mereka hidup Panjang umur damai nan bahagia itulah yang membuat motivasi Eren nekat membasmi seluruh ancaman yang ada. Tapi entah kenapa aku jadi inget pekerjaanku sebagai perawat, entah kenapa aku jadi miris sendiri dan sedih sendiri.

    Seriously aku juga bingung kenapa hal ini bisa terlintas begitu aja… kegigihan Eren dan teman-temanya mengingatkanku dengan keadaanku dan teman-temanku yang rasanya kayak ras Ymir. Keadaan di lapangan dunia kerja emang sekejam itu ternyata.

    Aku sangat salut dengan teman-temanku dan senior-senior maupun pensiunan perawat yang ada, yang mereka lalui dari mulai lulus dari sekolah pendidikan dan masuk dunia kerja sangatlah pahit. Fakta keadaan kami yang sangat kurang dihargai sangatlah pedih dan berlangsung terus-menerus, turun temurun ke setiap generasi. Ya mungkin kami adalah korban.

    Masih ingat dengan kondisi beberapa tahun silam saat pandemi membongkar seluruh ketidakberadaban manusia? Kebusukan manusia terbongkar. Bagaimana bisa keadaan tersebut dimanfaatkan sedemikian rupa ? penyelewengan dana kemanusiaan, keputusan-keputusan pemerintah yang mengecewakan, respon masyarakat yang ingin maunya sendiri, egois dan hanya bisa menyalahkan kami. Kami menolong tapi balasanya bahkan sangat pedih. Kami tidak boleh mengeluh, tidak boleh beristirahat, tidak boleh sakit, bahkan menilai kami tidak pantas untuk mendapat upah jasa yang sebenarnya tidak seberapa dibanding taruhan nyawa kami. Tidak hanya itu, kami di tuduh melakukan kospirasi, dituduh melakukan tindakan pilih kasih, dituduh melakukan pemalsuan status pasien, dituduh ini dan itu dan yang paling menyakitkan adalah saat teman-teman kami yang gugur demi mereka bahkan di tolak untuk dimakamkan karna takut tertular wabah, mobil jenazah rekan kami bahkan di usir ditolak dengan dilempari batu-batu… Bagaimana bisa manusia seperti itu ?

Mungkin inilah yang dirasakan Eren Yeager kenapa dia bisa mendendam terhadap sesama manusia.

    Keadaan pandemi beberapa tahun silam memang sangat kelam mengungkap betapa manusia sangat tidak bisa di maafkan, tetapi jauh sebelum pandemic terjadi keadaan kami memang tidak pernah di hargai sebelumnya bahkan ucapan terimakasih amat sangat langka kami terima karena menurut mereka itulah tugas kami. How sad.

    Di rumah sakit atau ditempat pemberi pelayanan kesehatan manapun kami adalah pion utama, ya dengan sombong ku katakan kami adalah pion utama. Kami dapat melakukan apapun bahkan di luar pekerjaan dan tugas pokokpun kami dapat melakukakanya, tentu nggak bisa jabarin satu-persatu karna terlalu sedih untuk dibanggakan. Kami bahkan korban dari beberapa teman yang katanya sejawat tapi menjadikan kami layaknya sasak kekesalanya dan menjadi kambing hitam untuk kesalahanya bahkan mengerjakan apa yang seharusnya bukan tugas dan kehendak kami, tentu kami tidak dapat berbuat lebih karena budaya ini memang telah tertanam dan turun menurun di setiap gererasi apalagi dengan dukungan pihak atas yang sangat tak adil mengatur roda ini.

    Sebenernya banyak ranah kelam yang ingin ku bahas, tapi manusia yang hidup saat ini sama seperti yang ada di Shingeki no kyoujin hanya mementingkan diri sendiri dan menyalahkan orang lain, terlalu berbahaya. Dunia ini terlalu berbahaya untuk kami.

    Walau Eren adalah karakter yang paling aku benci bahkan dari 10 tahun silam sejak penanyangan perdananya tapi sungguh aku sangat terkejut bagaimana dalam perjalanan 10 tahun ini Eren Yeager bisa mempenggaruhiku sedemikian rupa. Terimakasih Eren Yeager, How sorrow this life. I know how you feel.



0 komentar:

Posting Komentar